Polres Malang melakukan tindakan antisipatif untuk mencegahnya arus masyarakat yang akan mengikuti aksi di Candi Borobudur. Aksi yang diberi tajuk 'Bela Rohingya' ini rencananya, mengajak massa akan berdemo di Candi Budha terbesar di dunia itu.
Wakapolres Malang, Kompol Deky Hermansyah menjelaskan, pihaknya sudah melakukan penyekatan. Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 4 hingga 8 September 2017 ini bertujuan untuk mencegah arus masyarakat Kabupaten Malang yang ingin mengikuti aksi.
"Selama empat hari, kami rutin lakukan patroli dengan baik. Kemarin malam sejak pukul 21.00 hingga 00.00 anggota juga sudah melakukan patroli," beber dia dalam Dialog Lintas Agama di Pendopo Panji, Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (7/9/2017).
Hasilnya, kata mantan Kapolsek Singosari itu, tidak ditemukan warga yang hendak berangkat, toleransi sudah terjaga dengan baik.
Deky menambahkan, aksi bela Rohingya di Candi Borobudur hanya kepentingan kelompok tertentu yang mengatas namakan agama dan ingin memecah persatuan kesatuan Indonesia.
Selain itu Candi Borobudur patutnya dirawat dan dijaga karena merupakan aset penting negara.
"Ini dampak munculnya plintiran dari kepentingan kelompok yang ingin membuat suasana kacau, seperti gerakan mengepung Borobudur," tambah dia.
Deky juga mengimbau masyarakat, agar tetap menjaga kondusifitas dan tidak terpengaruh isu yang disebarkan oleh kelompok tertentu.
Menurut dia, peran pemerintah serta tokoh lintas agama sangat penting dalam memelihara kondusifitas.
Masih menurut Deky, pihaknya sudah berupaya memberi edukasi kepada masyarakat.
"Kami sudah berikan edukasi kepada orang yang mudah dibelokkan. Jika itu bukan warga kami, monggo dilanjutkan, tapi kalau warga kami ya akan kami hentikan," tandas dia. (#bloggerpolri*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar