Demikian halnya yang dilakukan dua bocah laki – laki yang masih duduk di
Kelas V Sekolah Dasar ini. Pada hari Selasa, 12/09/2017 salah satu SD di Singosari digegerkan dengan
tertangkapnya beberapa bocah yang sedang menghisap Vape di halaman belakang
sekolahnya pada saat jam istirahat.
Yang pertama kali menangkap basah aksi mereka adalah salah satu guru SD
tersebut yang curiga karena anak-anak yang bervariasi dari kelas II
hingga kelas V ini bergerombol sedang membakar dan menghisap sesuatu. Betapa
kagetnya pihak sekolah setelah mengetahui bahwa beberapa anak ini menghisap
psikotropika golongan 3.
Karena itulah pada saat itu juga pihak sekolah langsung berkoordinasi
dengan Polsek Singosari.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Aiptu Sri Sumarwati, Aiptu Jermansyah
serta Aipda Amir M dan Brigadir Taufik pun langsung meluncur ke TKP.
Anggota Polri dari Polsek Singosari ini tentu saja tidak serta merta
melakukan tindakan tegas. Karena pelakunya adalah bocah – bocah Sekolah Dasar,
sebaliknya dengan penuh perhatian dan kasih sayang anggota Polri ini merangkul
dan mengajak berbicara anak- anak dan para orang tua mereka dari hati ke hati.
Dari perbincangan tersebut diketahui bahwa otak perbuatan tersebut adalah
sebut saja Toni (nama samaran) dan Tono (nama samaran). Kedua anak laki-laki
ini adalah siswa kelas VI SD. Toni mengaku bahwa dia mengetahui cara meracik
Vape dari teman-teman punk yang dikenalnya juga dari media sosial. Sedangkan
Tono hanyalah ikut-ikutan karena selalu dipengaruhi oleh Toni.
Akibat perbuatan Toni dan Tono ini salah satu anak murid kelas II bahkan
sampai harus dibawa ke Rumah Sakit karena mengalami pusing, mual dan muntah.
Sebagai tindak lanjutnya, anggota Kepolisian ini memberikan nasihat dan
peringatan keras kepada Tono dan teman-temannya, sedangkan untuk Toni terancam
akan dikeluarkan dari sekolah dengan pertimbangan bahwa pihak sekolah sudah
berkali-kali memberikan peringatan dan teguran kepada ybs, akan tetapi tetap
saja anak ini tidak merubah kelakuannya yang gemar mencuri dan menggunakan vape.
Para polisi ini juga memberikan himbauan kepada para orang tua mereka agar
meningkatkan perhatian kepada anak-anaknya, sudah seharusnya orang tua
mengetahui dengan siapa anak-anak mereka berteman. Orang tua juga wajib
mengetahui perkembangan media sosial yang difollow oleh anak-anaknya.
Demikian pula untuk bapak/ibu guru di sekolah diharapkan tidak hanya
datang sebagai pengajar namun juga menempatkan diri sebagai seorang pendidik
dan orang tua kedua bagi anak-anak ketika di sekolah.
Perlu adanya sinergi yang baik dari semua komponen pendidikan untuk
antisipasi hal-hal seperti ini terulang kembali atau berkembang luas.
Bahkan meskipun ditengah kesibukannya mengurusi segala aksi kriminalitas
ataupun tugas pelayanan masyarakat yang lain, polisi pun tak segan kembali ke
sekolah memberikan perhatiannya demi mengayomi anak-anak bangsa tercinta ini.(#bloggerpolri*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar