Kamis, 07 September 2017

Kekerasan terhadap Rohingya Bukan Karena Sentimen Agama



Akhir-akhir ini pemberitaan mengenai pembantaian umat Islam di Rohingya kembali menghangat.  Pada kenyataannya, umat Islam di sana memang menjadi korban keganasan rezim militer Myanmar yang diduga melakukan tindakan genosida. Tetapi, kita juga perlu lebih cermat memeriksa informasi terkait kasus tersebut.Kasus Rohingya dilatarbelakangi oleh masalah sosial ekonomi dan sosial demografi di Myanmar. Secara lebih spesifik, pembantaian etnis Rohingya  didorong oleh pertarungan banyak aktor dalam memperebutkan sumber daya alam terutama minyak di wilayah Rakhine, dimana etnis Rohingya yang beragama Islam mendiami wilayah tersebut.


Dengan demikian, konflik yang terjadi di Rohingya bukanlah konflik agama, atau SARA. Latar belakang utamanya adalah pertarungan geopolitik dalam perebutan sumber daya alam yang dibumbui oleh sentimen keagamaan dan etnis.



Untuk itu, kita harus hati-hati dengan pemberitaan yang berusaha mengarahkan konflik Rohingya menjadi kebencian pada agama atau etnis tertentu. Itu adalah upaya transfer isu yang sistematis dan diarahkan untuk kepentingan tertentu di dalam negeri Indonesia.



Umat Muslim di Indonesia tidak perlu terprovokasi dan terpropaganda dengan isu SARA yang coba dimanfaatkan untuk menumbuhkan kebencian pada agama tertentu, terutama pada umat Budha. Apalagi selama ini hubungan Muslim dan Budha di Indonesia terjalin dengan harmonis. Jangan sampai rusak karena provokasi dengan isu Rohingya ini. Kasus Rohingya bukanlah pembantaian dari satu agama ke agama lain.



Melihat perkembangan saat ini, dimana Pemerintah Indonesia telah terlibat aktif dalam upaya meredakan ketegangan di Myanmar, kita harus mendukung langkah tersebut. Kita harus percaya bahwa yang dilakukan pemerintah telah mengambil peran maksimal dan sesuai dengan ketentuan Internasional dalam penyelesaian kasus Rohingya.



Dan yang lebih penting, kita tidak terprovokasi terkait masalah di Rohingya ini untuk berbuat anarkis pada umat agama lain. Hal ini karena banyak informasi hoax atau yang tidak seusai fakta tentang kasus Rohingya yang bertujuan menggiring opini masyarakat Indonesia untuk bertindak reaktif. Sebaiknya kita perlu hati-hati dalam menerima informasi di sosial media. (#bloggerpolri*)

http://www.kompasiana.com/daniwijaya/59acfe78ca035004535cb072/kekerasan-terhadap-rohingya-bukan-karena-sentimen-agama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar