Serang - Selain nama Eggi Sudjana, situs Saracen news
juga menampilkan nama Mayjen Purn Ampi Tanudjiwa sebagai dewan penasihat.
Benarkah Ampi terlibat?
Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Ampi membantah bahwa dirinya sebagai penasihat dan mengaku tidak mengetahui kelompok Saracen penebar isu SARA.
"Nggak betul. Saracen saya nggak tahu. Orangnya pun saya nggak kenal. Yang saya kenal Eggi Sudjana saja. Tetangga saya di belakang rumah di Bogor," kata Ampi saat dihubungi detikcom, Kota Serang, Banten, Kamis (24/8/2017).
Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Ampi membantah bahwa dirinya sebagai penasihat dan mengaku tidak mengetahui kelompok Saracen penebar isu SARA.
"Nggak betul. Saracen saya nggak tahu. Orangnya pun saya nggak kenal. Yang saya kenal Eggi Sudjana saja. Tetangga saya di belakang rumah di Bogor," kata Ampi saat dihubungi detikcom, Kota Serang, Banten, Kamis (24/8/2017).
Ampi mengatakan akibat namanya muncul di struktur Saracen, banyak teman dan kerabat yang menanyakan kebenaran tersebut. Namun ia mengaku tidak tahu menahu soal Saracen.
"Banyak yang menelepon saya, saya nggak tahu, singkatan apa, kerjanya pun nggak tahu juga," ujarnya.
Selain itu, penulisan nama di struktur Saracen juga menurutnya salah. Biasanya, ia menggunakan nama lengkap juga gelar ketika memberikan nama pada seseorang. Penulisan yang benar menurutnya adalah Mayjen TNI Purn Drs Ampi N Tanuwidja SH MSE MBA.
"Kalau saya ngasih ke orang begitu," ujarnya.
Beberapa nama kemudian detikcom coba tanyakan kepada Ampi. Termasuk nama Rijal yang tertera di dalam struktur Saracen sebagai pakar.
"Cuma di situ ada nama Rijal. Apakah itu Rijal Kobar bukan tuh?" Ampi bertanya balik.
Menurutnya, jika nama Rijal merujuk kepada Rijal Kobar, seseorang yang pernah ditahan oleh kepolisian, ia mengaku kenal.
"Ada Rijal, tahu yang ditahan di polisi itu? Saya pernah kenal dekat sama dia mah," ujarnya.
Nama Effendi Harahap juga sempat detikcom tanyakan kepada Ampi. Ia kemudian bertanya balik apakah nama tersebut merujuk kepada seorang wartawan yang ia kenal.
"Saya nggak kenal juga tuh, yang wartawan bukan yah," ucapnya lagi.
Ampi mengaku tidak tahu menahu kelompok bernama Saracen. Apalagi, ia sendiri tidak mengerti mengenai teknologi dan hanya menggunakan handphone untuk telepon dan SMS.
"Ya pasti fitnah itu. Kalau urusan DKM masjid saya ngerti. Karena saya DKM Masjid Al Hikmat sama si Eggi. Ngapain udah tua 72 tahun urus-urus gitu," tegasnya.
(bri/tor)
#bloggerpolri
#bukanbloggerbiasa
#bravopolri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar